Selasa, 24 Agustus 2010

MANAJEMEN FILE AND DIRECTORY FILE

A. MANAJEMEN FILE
File atau berkas adalah representasi program dan data yang berupa kumpulan informasi yang saling berhubungan dan disimpan di perangkat penyimpanan. Sistem berkas ini sangatlah penting, karena informasi atau data yang disimpan dalam berkas adalah sesuatu yang sangat berharga bagi pengguna. Sistem operasi harus dapat melakukan operasi-operasi pada berkas, seperti membuka, membaca, menulis, dan menyimpan berkas tersebut pada sarana penyimpanan sekunder. Oleh karena itu, sistem operasi harus dapat melakukan operasi berkas dengan baik.

Sistem operasi melakukan manajemen sistem file dalam beberapa hal:
- Pembuatan file atau direktori. File yang dibuat nantinya akan diletakkan pada direktori-direktori yang diinginkan pada sistem file. Sistem operasi akan menunjukkan tempat dimana lokasi file atau direktori tersebut akan diletakkan. Setelah itu, sistem operasi akan membuat entri yang berisi nama file dan lokasinya pada sistem file.

- Penghapusan file atau direktori. Sistem operasi akan mencari letak file atau direktori yang hendak dihapus dari sistem file, lalu menghapus seluruh entri file tersebut, agar tempat dari file tersebut dapat digunakan oleh file lainnya.

- Pembacaan dan menulis file. Proses pembacaan dan penulisan file melibatkan pointer yang menunjukkan posisi dimana sebuah informasi akan dituliskan di dalam sebuah file.
- Meletakkan file pada sistem penyimpanan sekunder.a Sistem operasi mengatur lokasi fisik tempat penyimpanan file pada sarana penyimpanan sekunder

File adalah kumpulan informasi yang berhubungan dengan pembuatnya. Aktivitas yang menjadi tanggung jawab OS yang berhubungan dengan manajemen file :

o Pembuatan dan penghapusan file
o Pembuatan dan penghapusan direktori
o Primitif – primitif yang mendukung untuk manipulasi file dan direktori.
o Pemetaan file ke memori sekunder
o Backup file ke media panyimpanan

B. DIRECTORY FILE
Dalam sistem operasi terdistribusi ini sistem berkas dipetakan dengan baik dengan berorientasi pada objek yang ada dan kapabilitasnya. Hal ini akan menjadi berkesan abstrak, terutama untuk kelas pengguna. Ada tingkatan yang lebih ekstra dalam pemetaan berkas yang ada, mulai dari simbol, pengurutan nama path, dan kapabilitasnya. Melalui sistem ini objek lokal tidak ada bedanya dengan objek publik.
Dalam sistem ini ada semacan tingkatan akses yang sebenarnya mirip UNIX. Setiap user dan group memiliki hak akses yang berbeda-beda pada setiap berkas atau folder yang ada pada sistem operasi terdistribusi.
Dalam implementasi sistem Amoeba, terutama di negeri Belanda, hak akses yang dimiliki pengguna terbatas pada hak baca file, tulis/membuat file, dan hapus file. Dengan hal ini, maka keamanan server dapat terjaga.
Pelayanan terhadap direktori yang ada dibuat sangat ketat dalam hal keamanan. Bahkan dibuat semacam kode acak yang akan menyandikan file tersebut sehingga tidak mudah dibaca oleh siapapun. Kode penyandinya akan digunakan lagi oleh sistem untuk mengembalikan file seperti semula kepada user. Kode ini hanya akan diberikan kepada pemilik file tersebut. Jadi ketika user mengakses file/berkas yang bersangkutan, maka kode penyandi akan dibuat oleh sistem, agar pemilik file dapat membacanya.
Pelayanan direktori ini juga bertanggungjawab dalam hal backup sistem. Hal ini akan menyebabkan file selalu berada dalam keadaan yang aman, dan lebih kebal tehadap gangguan yang terjadi di dalam sistem, karena pelayanan direktori ini menyimpan cache dari file atau direktori yang berada pada sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar